MungkinAnda sudah sering mendengar pepatah, “Buku adalah jendela ilmu”. Selain itu, Anda mungkin juga sudah pernah mendengar nasehat “Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat”. Buku, sebagai sumber ilmu, sangat banyak macamnya. Betapapun keras usaha Anda, Anda tidak akan mamu membaca semuanya. Itu tidak perlu. daruttauhidmalang.ac.id. Berikut adalah Kumpulan Hadist tentang Pendidikan: 1. Hadist Nabi: Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”. 2. Hadist Nabi : Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negeri cina.”. 3. Oleh: Febrilian Kusuma Raafi dan Wulandari STp "Belajar itu sejak dari buaian sampai ke liang lahat " begitu bunyi nasehat dari seorang guru. Guru yang lain menasehati bahwa "Waktu adalah uang" dan semua nasehat itu adalah benar, karena itu sudah seharusnya seorang pelajar untuk mengisi waktu dengan baik. CarilahIlmu sampai ke Negeri China, Carilah Ilmu sampai ke Liang Lahat, Pepatah-pepatah indah dan bijaksana yang tentusaja akan membuat Jiwa dan Raga ini selamat Dunia dan Akhirat Archive 2009 (5) Juli (3) Mulia Di Akhirat; Mencari Ilmu Dunia dan Akhirat Juni (2) Hanyacaranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing.Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini diterangkan dalam Hadits Nabi SAW. “Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat”. Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding dengan yang tidak berilmu. Carilahilmu dari buaian ibu (lahir) sampai ke liang lahat (wafat) (H.R Ahmad)4 Islam juga menjanjikan derajat yang tinggi untuk orang berilmu. Allah berfirman: Perawakantubuhnya pendek dan kurus, tidak seperti umumnya orang-orang Arab di masanya. Tetapi dalam hal ilmu-ilmu keislaman, khususnya dalam hal Al Qur’an, ia jauh melampaui para sahabat pada umumnya. Kisah keislamannya cukup unik, karena ia melihat dan mengalami secara langsung mu’jizat Baginda Rasulullah. Fw0QFb8. BERIKUT penjelasan tentang 2 status hadits tersebut1. Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad اطلبوا العلم من المهد الى اللحدSyaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah ulama hadits kontemporer, lahir tahun 1336 H dan wafat tahun 1417 H di kitab beliau Qimah az-Zaman inda al-Ulama hal 30 terbitan Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyah, cetakan ke-10 menyatakanهذا الكلام طلب العلم من المهد الى اللحد ويحكى أيضا بصيغة اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ليس بحديث نبوي ، وإنما هو من كلام الناس ، فلا تجوز إضافته إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يتناقله بعضهم ، إذ لا ينسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا ما قاله أو فعله أو “Perkataan ini, yaitu menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahad’, dan disampaikan juga dengan ungkapan tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahad’, bukanlah hadits Nabi. Ia hanyalah perkataan manusia biasa, dan tidak boleh menyandarkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak ada yang boleh dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau.”Diceritakan juga bahwa Syaikh Ibn Baz rahimahullah dalam sebuah kajian beliau pernah menyatakan status hadits ini, yaitu ليس له أصل, tidak ada asalnya. saya menemukan cerita ini di dan keduanya diakses pada tanggal 30 Januari 2012Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Markaz Fatwa situs Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah rahimahullah menyatakan bahwa ungkapan اطلبوا العلم من المهد الى اللحد ini maknanya benar, namun yang tidak boleh adalah menisbahkannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa Menuntut Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمةHadits طلب العلم فريضة على كل مسلم, tanpa tambahan ومسلمة diriwayatkan melalui banyak jalur dan terdapat di banyak kitab, diantaranya dikeluarkan oleh Ibn Majah dalam Sunan-nya1/81, al-Bazzar dalam Musnad-nya1/164 13/240 14/45, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir 1/36 1/58, juga dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin, dikeluarkan juga oleh al-Baihaqi dalam al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubra hadits no. 325, 326 dan 329.Ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Abu Abdirrahman al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib 1/17 dan Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296 menyatakan hadits ini shahih. Dalam kitab Shahih wa Dha’if Sunan Ibn Majah 1/296, al-Albani mengutip hadits dari Ibn Majahحدثنا هشام بن عمار حدثنا حفص بن سليمان حدثنا كثير بن شنظير عن محمد ابن سيرين عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ beliau berkomentar “shahih, tanpa tambahan وواضع العلم dan seterusnya, tambahan tersebut statusnya dha’if jiddan.”Imam Muhammad ibn Abdirrahman as-Sakhawi rahimahullah dalam kitab beliau al-Maqasid al-Hasanah 1/121 menyatakanحديث اطلبوا العلم ولو بالصين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم، البيهقي في الشعب، والخطيب في الرحلة وغيرها، وابن عبد البر في جامع العلم، والديلمي، كلهم من حديث أبي عاتكة طريف بن سلمان، وابن عبد البر وحده من حديث عبيد بن محمد عن ابن عيينة عن الزهري كلاهما عن أنس مرفوعا به، وهو ضعيف من الوجهين، بل قال ابن حبان إنه باطل لا أصل له، وذكره ابن الجوزي في الموضوعات، وستأتي الجملة الثانية في الطاء معزوة لابن ماجه وغيره مع بيان “Hadits tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’ disebutkan oleh al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, al-Khathib dalam ar-Rihlah dan selainnya, Ibn Abdil Barr di Jami al-Ilm, dan ad-Dailami. Seluruhnya meriwayatkan dari Abi Atikah Tharib ibn Salman, dan Ibn Abdil Barr sendiri meriwayatkan dari Ubaid ibn Muhammad dari Ibn Uyainah dan az-Zuhri. Keduanya dari Anas secara marfu’. Dan ia dha’if dari dua sisi. Bahkan Ibn Hibban berkata sesungguhnya ia batil, tidak ada asalnya’. Dan ibn al-Jauzi juga menyebutkannya dalam al-Maudhu’at. Dan nanti akan ada lagi di pembahasan huruf tha’, dinisbahkan kepada Ibn Majah dan selainnya beserta penjelasan hukumnya.”Dalam kitab yang sama 1/440, as-Sakhawi menyatakanحديث طلب العلم فريضة على كل مسلم، ابن ماجه في سننه، وابن عبد البر في العلم له من حديث حفص بن سليمان عن كثير بن شنظير، عن محمد بن سيرين عن أنس به مرفوعا بزيادة وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب، وحفص ضعيف جدا، بل اتهمه بعضهم بالكذب “Hadits menuntut ilmu wajib atas setiap muslim’ disebutkan oleh Ibn Majah di Sunan-nya, Ibn Abdil Barr dalam al-Ilm dari hadits Hafsh ibn Sulaiman, dari Katsir ibn Syinzir, dari Muhammad ibn Sirin, dari Anas secara marfu’, dengan tambahan وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. Dan Hafsh dha’if jiddan, bahkan dituduh berdusta dan memalsukan hadits.”As-Sakhawi 1/140 menjelaskan cukup panjang tentang hadits ini, bahwa ia juga diriwayatkan dari beberapa jalur lain, namun sebagian ulama mengatakan bahwa semua riwayat tersebut mengandung cacat, tidak bisa dijadikan hujjah. Hal ini misalnya disampaikan oleh Ibn Abdil Barr dan al-Bazzar sebagaimana dikutip oleh untuk tambahan kata ومسلمة, as-Sakhawi mengatakan bahwa tambahan tersebut tidak pernah disebutkan dalam jalur-jalur periwayatan yang disimpulkan, kata ومسلمة hanya tambahan dalam hadits yang tidak ada asalnya. Sedangkan hadits طلب العلم فريضة على كل مسلم tanpa tambahan ومسلمة diperselisihkan ulama keshahihannya. []Wallahu a’lam bish shawwab. utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi menjelaskan tentang menuntut ilmu mulai dari buaian sampai dengan liang lahat. Jadi اطلب العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ artinya adalah tuntutlah ilmu dari ayunan buaian sampai liang lahat. – assalaamu’alaikum, maksud dari tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat adalah hendaklah untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Atau dengan kata lain karena pentingnya ilmu maka perlu mencarinya sedini mungkin sampai dengan ajal datang. hadits utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi diriwayatkan oleh siapa? Nah ini yang perlu diluruskan. Bahwasanya kalimat frasa kata mahfudzot Arab ini memang sekedar hanya sebuah ungkapan kata mutiara. Bukanlah hadits yang berasal dari Nabi Muhammad saw. sehingga jika anda mencari siapakah yang meriwayatkannya maka jawabannya tidak ada. Karena bukan hadits Nabi. Tulisan Arab berharakat dan huruf Arab Gundul beserta artinya perkata Berikut ini kami tuliskan dalam teks Arab uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi in arabic text writing baik berharakat lengkap beserta syakalnya dan dalam versi Arab gundul alias tidak ada fathah dhammah kasrahnya. Yang pertama untuk teks arab gundulnya adalah; اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد Adapun dalam versi lengkapnya untuk memudahkan membaca sebagai berkut; اُطْلُبُوْا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ Sedangkan arti mufrodat perkata mahfudzot ini adalah; Bahasa ArabIndnesiaTulisanUtlubuCarilah/tuntutlahاُطْلُبُواAl-ilmaIlmuالعِلْمَMinDariمِنَAl mahdiBuaian/ayunanالمَهْدِIlaSampaiإِلَىAl lahdiLiang lahatاللَّحْدِ Ada yang memakai kata uthlubul ilma, adapula yang menggunakan utlubil ilma. Sebenarnya sama saja, untuk kata kerja uthlubu merupakan perintah untuk beberapa orang alias jama’ Sedangkan kata uthlubi-l ilma merupakan perintah kepada satu orang saja alias mufrod, begitulah bedanya. berikut adalah gambar kaligrafi utlubil ilma minal mahdi ilal lahdi yang bisa menjadi DP WA sampean atau menjadi status whatsapp saat sedang semangat menambah ilmu pengetahuan. tulisan arab utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi Tidak peduli seberapa muda sampean atau seberapa matang umur anda, berdasarkan mahfudzot ini maka mencari ilmu kudu semangat. Berikut beberapa gambar teks arab yang saya coba buat sebagai gambar display picture whatsapp maupun status story line pada WA sampean. Selamat menikmati. kaligrafi uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi Nah begitu saja yang bisa saya haturkan kepada sampean, semoga menambah informasi mengenai kata mutiara bahasa Arab tentang pentingnya menuntut ilmu, dan akhirnya salam kenal & wassalaamu’alaikum. Read more articles “Tolabul ilmi minal mahdi ilal lahdi” artinya Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat. Sebagian ulama menilai hadis ini lemah. Namun janganlah cepat2 menilai demikian lihat dulu maknanya? Bila yang menuntut ilmu adalah seorang bayi yang baru lahir, apalagi ditambah bahwa untuk kewajiban berilmu adalah orang yang sudah berakal yaitu Akil balik. sudah pasti hadis ini tidak memenuhi harapan. Jadi dalam membaca hadis itu bukan ditunjukan pada bayi untuk menuntut ilmu, tetapi pada orang yang membacanya yaitu orang berakal. karena kewajiban menuntut ilmu adalah pada orang berakal. Orang berakal akan melihat hadis ini secara utuh dengan melihat lintasan kejadian / peristiwa penting yaitu pada masa buaian dan masa kematian. Hal tersebut dikaitkan dengan ilmu dahsyat yang didapat pada peristiwa Awalin yang dialami bayi, atau kejadian awal manusia dan peristiwa dashyat lainnya yaitu peristiwa ajal / kematian. Orang yang memiliki kesadaran awalin dan akhirin sudah pasti memiliki kesadaran mengenai masa kini. Dia akan tahu siapa yang menciptakannya, tahu fungsi dirinya, tahu tujuan hidupnya, mengetahui juga fungsi media yang didiaminya yaitu dunia. Kesadaran Awalin dan Akhirin akan diupayakan sebagai garis lurus sehingga akan selalu berpegang pada petunjukNya, dan orang yang demikian akan cepat mengetahui kalau ada perbuatan yang melenceng dari garis itu, dan berusaha cepat kembali. Orang yang demikian akan lepas dari kebingungan dan penasaran dalam menempuh perjalanan hidupnya. Imam Ibn Athaillah ”Salah satu tanda sukses di akhir perjalanan adalah kembali kepada Allah di awal perjalanan Al hikam Kembali lagi bahwa hadis ini, bisa dikatakan tidak shahih sanadnya, tetapi maknanya tidak diragukan kesahihannya. Allah Ta’ala telah berfirman “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati.” QS. An Nahl 78. Jadi, manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, kemudian mereka terus menerus belajar sampai dia disemayamkan di kuburnya. Hal ini adalah prilaku orang-orang shalih dan ulama yang menghabiskan hidupnya dengan ilmu, baik mencari dan mengajarkannya, sejak mereka kanak-kanak hingga detik-detik menjelang ajalnya. Wallahu a’lam